INDIKASI KERUSAKAN DAN CARA MENGATASINYA – Call. 0852 5858 6262 – PIN. 7E562671

INDIKASI KERUSAKAN DAN CARA MENGATASINYA

 

Sama dengan unit pendingin lainnya, dalam sistem AC mobil terdiri atas beberapa bagian dan komponen (parts) yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, jika salah satu bagian ada yang rusak, akan berpengaruh pada bagian yang lain. Misalnya, saat kita mengendarai mobil dan menyalakan AC, embusan angin dari blower  dirasakan cukup kencang dan settingan temperatur pada posisi  paling dingin, tetapi masih terasa panas dan gerah atau terdengar suara berisik dari dalam mesin. Dari kasus tersebut, kemungkinan besar ada masalah pada sistem AC mobil. Nah, untuk itu perlu dilakukan pengecekan pada komponen dan bagian-bagian sistem AC.

Namun sebelum melakukan pengecekan pada sistem AC  mobil, pastikan kondisi mesin mobil dalam keadaan prima atau normal. Sebab, bisa saja masalah yang terjadi bukan pada sistem AC, tetapi disebabkan kondisi mobil itu sendiri. Misalnya saat menyalakan AC, setelah beberapa lama mengendarainya tiba-tiba jarum indikator suhu mesin melonjak naik dan mesin menjadi sangat panas hingga terjadi overheating. Namun setelah  AC dimatikan, suhu mesin kembali turun. Nah, dengan kasus tersebut, yang pertama perlu diperiksa adalah kondisi pendinginan mesin (radiator), apakah salurannya ada yang mampet atau air pendingin radiator berkurang karena ada kebocoran.

 

A.      Kerusakan  Umum

 

a.       Switch A/C ON, tetapi Blower Tidak Bekerja

 Jika anda menemukan kasus seperti ini, lakukan langkah-langkah berikut.

  1. Periksa komponen motor blower evaporator . Jika motor blower  tidak bekerja, segera perbaiki atau ganti motor blower.
  2. Periksa aliran listrik yang menuju blower evaporator. Segera perbaiki jika terdapat kabel putus, switch blower yang rusak, socket kendor, atau relay rusak.
  3. Jika switch A/C ON dan switch blower diposisikan pada salah satu tingkat kecepatan (low,med, hi atau 1,2,3), dapat dipastikan kondisi switch blower rusak.
  4. Periksa sekering pada motor blower menggunakan multitester . Perbaiki bagian sekring yang putus atau ganti dengan yang baru.
  5. Periksa relay motor blower menggunakan multitester pada bagian terminalnya. Ganti relay jika rusak.

 

 

b.      AC Bekerja, tetapi Tidak Dingin

Seringkali kita menemukan kasus AC mobil yang tidak dingin, padahal sistem AC bekerja. AC yang tidak dingin dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranyakerusakan pada sekring, kompresor, evaporator, magnetic cluth, dan tersumbatnya filter dryer. Untuk mengatasinya, lakukan langkah-langkah berikut.

  1. Periksa sekring (fuse)
  2. Periksa tekanan refrigerant , apakah ada kebocoran refrigerant. Cari lokasi kebocoran dan perbaiki. Setelah itu, lakukan vacuum, tambah oli pelumas, dan isi kembali dengan refrigerant baru.
  3. Periksa kompresor. Perbaiki atau ganti kompresor jika rusak.
  4. Bersihkan evaporator dari kotoran, sebab dapat menyebabkan pembekuan pada evaporator. Setelah itu, periksa kondisi thermostat dan thermistor. Ganti thermostat dan thermistor jika rusak.
  5. Periksa kondisi magnetic cluth. Kerusakan magnetic cluth dapat menyebabkan AC tidak dingin. Perbaiki atau ganti jika rusak.
  6. Filter Dryer tersumbat. Caranya, bersihkan dengan cara meniupnya. Ganti filter dryer dengan yang baru.
  7. Pressure switch tidak normal. Periksa kondisi pressure switch apakah masih bekerja dengan baik atau tidak. Segera ganti jika rusak.
  8. Blower tidak berputar, sehingga sirkulasi udara kabin dari evaporator  tidak sempurna. Periksa kondisi motor blower, apakah masih bekerja dengan baik atau tidak. Perbaiki jika rusak.

 

 

B.      AC Mobil Kurang Dingin

AC mobil yang kurang dingin disebabkan oleh beberapa hal, seperti masalah pada thermostat, evaporator, kondensor, dan adanya kebocoran. Berikut langkah-langkah pengecekan pada Ac mobil yang kurang dingin.

  1. Periksa stelan dan kondisi thermistor atau thermostat. Apakah masih bekerja dengan baik atau tidak. Jika tidak, lakukan penggantian.
  2. Bersihkan evaporator dari kotoran yang menenmpel.
  3. Kondensor tertutup benda lain, misalnya plastik yang menempel di permukaannya, sehingga kondensor  tidak mampu melepaskan panas refrigerant dari kompresor. Bersihkan kotoran dan benda lain yang menempel. Jika diperlukan, beri kipas tambahan untuk proses pendinginan.
  4. Terdapat celah dan kerusakan isolasi di sekitar kabin, sehingga udara dari luar ikut masuk dan bercampur dengan udara dingin dalam kabin.

 

a.       Angin Tidak Berembus dari Grill Kabin

Ketika dinyalakan, AC mobil yang normal akan mengembuskan udara dingin dari grill kabin. Jika tidak, berarti terdapat maslah pada beberapa komponen, seperti blower, sistem kelistrikan, dan relay motor blower. Berikut langkah-langkah pengecekannya.

  1. Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran blower dengan menggunakan tangan. Jika putaran tidak lancar, segera periksa kondisi bearing motor blower dan ganti jika rusak.
  2. Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki  jika ada yang kendor, rusak, dan putus.
  3. Periksa switch blower. Ganti jika relay sudah rusak.
  4. Jika langkah diatas sudah dilakukan dan masih dalam kondisi baik, segera periksa kondisi motor  blower. Perbaiki atau ganti jika perlu.

 

b.      Kecepatan Putaran Blower Tidak dapat Diubah

Untuk mendapatkan kenyamanan, terkadang kita perlu mengatur kecepatan putaran blower (Low, Medium, High). Namun, jika putaran blower  tidak dapat di ubah, berarti terdapat masalah pada beberapa komponen, terutama pada switch blower dan sistem kelistrikan. Berikut langkah-langkah pemeriksaannya.

  1. Periksa switch blower satu per satu dengan cara memindahkan switch pada tingkatan yang berbeda(blower off) atau kecepatan embusan angin tidak berubah, segera ganti switch blower.
  2. Cek kabel-kabel, sekering, socket kabel , dan konektor kelistrikan blower . Perbaiki jika ada yang kendor, rusak, atau terputus.

 

c.       Kipas Kondensor (Ekstra Fan) Tidak bekerja

Jika kondensor yang tidak bekerja dapat mengakibatkan sistem AC tidak normal atau dingin. Sebab, panas yang dilepaskan kondensor  dengan bantuan extra fan menjadi tidak maksimal. Terlebih jika kendaraan berhenti atau  saat terjebak kemacetan, meskipun saat melaju, kondensor mendapatkan sirkulasi angin dari depan. Oleh sebab itu, agar sistem AC dapat bekerja maksimal perlu kipas kondensor yang baik. Berikut penanganan kipas kondensor yang tidak bekerja.

  1. Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran kipas menggunakan tangan. Jika dirasakan tidak lancar atau seret,  langkah selanjutnya adalah memeriksa kondisi bearing motor kipas. Ganti jika sudah rusak.
  2. Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki jika ada yang kendor, rusak, atau putus.
  3. Periksa relay motor kipas, ganti jika  relay sudah rusak.
  4. Jika semua pemeriksaan telah dilakukan, langkah terakhir adalah mengecek kondisi motor kipas.

 

d.      Air Menetes dari Bagian Bawah Kendaraan

Saat kita menemukan tetesan air pada lantai, ini merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Air tetesan ini merupakan indikator bahwa AC mobil bekerja dengan baik. Air yang menetes terjadi dari pengembunan udara dalam kabin mobil saat melewati evaporator. Pada bagian evaporator inilah udara menjadi embun lama-kelamaan semakin banyak. Oleh  sebab itu, dibagian bawah evaporator dibuat bak penampung air. Karena air makin lama makin banyak, dibutuhkan saluran pembuangan air, sehingga jangan heran jika ada air yang menetes dari bawah kendaraan saat AC mobil dihidupkan.

 

e.      Air Menetes dari Bawah Dashboard

Seperti telah disebutkan sebelumnya, air yang menetes dari bagian bawah kendaraan adalah hal yang normal akibat proses pengembunan. Namun, berbeda jika air yang menetes berasal dari bagian bawah dashboard. Ini  merupakan m masalah serius, sebab akan mengganggu kenyaman pengendara .

Berikut langkah-langkah pemeriksaan dan cara perbaikannya.

  1. Periksa saluran pembuangan air dari bak evaporator  (mungkin lepas, putus,  terimpit, atau melintir). Sebab, air hasil pengembunan evaporator tidak dapat dibuang keluar, sehingga akan meluber ke dalam kendaraan.
  2. Periksa dan bersihkan bagian bak penampung dan saluran pembuangan air. Debu dan kotoran yang berkumpul pada bagian evaporator dapat mengakibatkan penyumbatan.
  3. Periksa bagian keluarnya air. Ujung saluran air ini bisa tersumbat oleh lumpur, karena ujungnya berada di kolong mobil. Segera bersihkan jika ada kotoran yang menyumbat.

f.        Bau Menyengat di Dalam Kabin

Kenyaman pengendara pasti sangat  terganggu jika mencium bau menyengat saat AC dinyalakan. Biasanya  bau tersebut terjadi akibatnya adanya bakteri, micro-organisme, dan jamur yang menumpuk di bagain evaporator atau filter AC. Selain itu, dapat juga terdapat pada grill di dashboard dan sekitar saluran masuk dan keluarnya udara. Untuk menghilangkan bau yang mengganggu ini, bersihkan bagian evaporator, filter,  grill, blower, atau sepanjang saluran masuk dan keluarnya udara. Jika perlu, bersihkan dengan menggunakan anti bactercial treatments.

 

 

 

B. Kerusakan pada Komponen

a. Kompresor

Seperti telah disebutkan sebelumnya, alat ini berfungsi menekan refrigerant ke kondensor, layaknya jantung pada manusia. Refrigerant yang seharusnya dipompakan ke semua komponen AC tiba-tiba bermasalah. Kerusakan pada kompresor ditandai dengan munculnya suara berisik saat AC dalam kondisi ON. Biasanya, kerusakan pada kompresor  akan menimbulkan beberapa masalah sebagai berikut.

  1. Gangguan pada magnetic clutch. Saat Ac tidak bekerja, otomatis kompresor juga tidak dapat bekerja, sebab daya dari mesin yang melalui pulley dan belt tidak dapat diteruskan ke kompresor. Jika yang terjadi sebaliknya, perlu dilakukan pemeriksaan tegangan baterai (bisa tegangannya kurang), stelan amplifier kurang tepat, masa (ground) yang kurang baik. Jika semua gangguan tersebut tidak terjadi,  dapat dipastikan magnetic clutch yang rusak.
  2. Suara dari sekitar kompresor tidak normal (timbul suara berisik). Periksa buat pengikat kompresor pada bracketnya atau baut pengikat bracket dengan mesin(bisa kendor), bearing idle pulley dn bearing idle pulley dan bearing magnetic clutch aus, dan baut-baut pengikat crank shaft puli kendor.
  3. Suara dari dalam kompresor tidak normal atau berisik. Ini dapat disebabkan bearing-bearing dalam kompresor  aus, minyak pelumas kurang, atau cleareance dari bagian yang bergerak melampaui batas standarnya. Perbaiki kompresor dan bagian-bagiannya, jika perlu lakukan overhaul kompresor
  4. Gasket dan seal kompresor rusak, sehingga mengakibatkan kebocoran refrigerant dan minyak pelumas. Jika ini terjadi, akanmenyebabkan kompresor cepat panas dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

 

b.       Kondensor

Kondensor merupakan alat pelepas panas pada sistem AC mobil, jika kondensor bermasalah dapat dipastikan proses pelepasan panas refrigerant dari kompresor akan terhambat, sehingga kerja AC tidak maksimal. Adapun masalah yang umum terjadi pada bagian kondensor sebagai berikut.

  1. Permukaan kondensor tertutup debu, sehingga proses pendinginan refrigerant pada  kondensor dengan air dan disikat dengan sikat halus, tetapi perlu hati-hati agar tidak merusak kondensor.
  2. Adanya kebocoran refrigerant pada bagian pipa sambungan diakibatkan oleh karat dan kotoran yang menempel. Bersihkan secara berkala dan perhatikan jika ada kebocoran pada sambungan pipa dan bagian lainnya.
  3. Motor kipas kondensor tidak berputar atau putarannya tidak normal. Lakukan perbaikan motor kipas hingga putarannya kembali normal.

 

c.      Katup Ekspansi

Dilihat dari fungsinya, katup ekspansi merupakan alat pengkabut  cairan refrigerant dari kondensor. Dengan tekanan yang sangat tinggi refrigerant disemprotkan oleh katup ekspansi sehingga menurunkan tekanan dan temperatur refrigerant pun menjadi dingin. Banyaknya cairan refrigerant yang dikabutkan oleh katup ekspansi tergantung dari sensor(bulb) yang berada di dalam evaporator, sehingga cairan yang dikabutkan selalu dalam kondisi standar sesuai kebutuhan pendinginan evaporator. Adapun masalah-masalah yang sering terjadi pada katup ekspansi sebagai berikut.

  1. Sensor(bulb) terlepas dari dudukannya, sehingga kerja katup ekspansi tidak normal. kemampuan pendinginan AC mobil.
  2. Lubang penyemprotan katup ekspansi terlalu renggang, sehingga cairan refrigerant yang dikabutkan terlalu banyak dan mengakibatkan tekanan refrigerant pada evaporator terlalu tinggi. Akibatnya kemampuan pendinginan AC mobil menjadi berkurang. Untuk mengatasinya, sebaiknya ganti katup ekspansi.
  3. Gas pada pipa sensor(capillary bulb) katup ekspansi bocor, sehingga sensor tidak dapat bekerja. Hal ini dapat mengakibatkan refrigerant yang dikabutkan ke evaporator menjadi berkurang, tekanan refrigerant di evaporator menjadi sangat rendah, dan menyebabkan kemampuan pendinginan AC  mobil berkurang. Agar kembali normal, sebaiknya ganti katup ekspansi.
  4. Lubang penyemprotan katup ekspansi yang berfungsi mengkabutkan refrigerant tersumbat, sehingga refrigerant tersumbat, sehingga refrigerant yang berhasil di kabutkan hanya sedikit. Ini akan berpengaruh terhadap kemampuan pendinginan. Selain itu, dapat menimbulkan bunga es (frozen) pada pipa cairan refrigerant sebelum masuk ke evaporator. Untuk mengatasinya, bersihkan katup ekspansi.

 

d.      Evaporator

Evaporator berfungsi menyerap panas dari  ruang kabin mobil yang melewatinya, sehingga udara yang keluar dari evaporator  terasa dingin. Jika evaporator bermasalah, kabin mobil tentu akan terasa panas atau tidak terasa sejuk. Berikut kerusakan yang sering terjadi pada bagian evaporator.

  1. Filter udara pada evaporator tersumbat oleh debu dan kotoran sehingga udara yang melewati evaporator tidak dapat bersikulasi dengan baik. Anda perlu membersihkan filter udara agar sirkulasi udara menjadi lancar.
  2. Sirip-sirip pipa evaporator terhalang oleh debu dan kotoran, sehingga proses penyerapan panas terganggu dan mengakibatkan udara  panas yang melewatinya tidak dapat diserap dengan baik. Bersihkan sirip-sirip pipa evaporator menggunakan angin dari kompresor .
  3. Terjadinya kebocoran pada pipa evaporator . Hal ini disebabkan kotoran yang menumpuk pada permukaannya, sehingga menyebabkan karat dan menimbulkan kebocoran. Untuk mengatasinya, lakukan penambalan pada bagian yang bocor. Jika kebocoran sudah terlalu besar sebaiknya evaporator  diganti.

 

e.        Receiver(Filter Dryer)

Receiver merupakan alat untuk memisahkan kadar air dan menyaring kotoran yang terbawa bersama refrigerant. Dapat dibayangkan jika receiver sudah terlampau kotor. Receiver akan tersumbat sehingga akan menghambat laju sirkulasi refrigerant. Ibarat darah yang tidak bersikulasi, akan sangat berbahaya bagi tubuh. Umumnya masalah yang terjadi pada receiver dalah sebagai berikut.

  1. Receiver tersumbat kotoran, indikasinya dapat diketahui dengan memegang  pipa masuk dan keluar receiver. Rasakan suhu yang terdapat pada pipa masuk dan keluar receiver, apakah ada perbedaan suhu atau tidak. Jika ada perbedaan suhu, dapat dipastikan receiver sudah kotor, sehingga receiver(filter dryer) perlu diganti.
  2. Batu silica receiver terlepas dari tempatnya, sehingga menutup saluran refrigerant dan menghambat aliran refrigerant. Batu silika pada receiver terbungkus dan berfungsi menyaring kotoran. Jika bungkus batu silica tersebut mengalami kebocoran, maka batu silika akan masuk kekomponen-komponen AC lainnya.

 

f.       Oli Kompresor

Oli kompresor merupakan cairan pelumas yang berfungsi melindungi bagian-bagian dalam kompresor, sehingga tidak cepat aus akibat gesekan. Dalam waktu tertentu, oli kompresor akan jenuh dan kehilangan sifat pelumasannya, sehingga perlu diganti dengan yang digunakan. Biasanya tiap-tiap kendaraan menggunakan jenis kompresor yang berbeda. Untuk mengetahuinya, dapat dilihat pada halaman lampiran. Namun,penggantian oli kompresor juga dapat disebabkan hal-hal berikut.

  1. Saat melakukan service besar(pemeliharaan rutin).
  2. Saat perbaikan salah satu komponen AC mobil, seperti kompresor, kondensor, dan evaporator.

 

g.      Magnetic Clutch

Magnetic clutch merupakan alat yang berfungsi meneruskan tenaga dari mesin. Tanpa adanya magnetic clutch atau kondisi magnetic clutch yang rusak, kompresor tidak dapat bekerja. Berikut beberapa masalah yang sering terjadi pada magnetic clutch dan cara mengatasinya.

  1. Saat AC dihidupkan, magnetic clutch terkadang slip, sehingga tidak mampu memutar kompresor. Periksa permukaan pressure plate-nya, apakah terdapat minyak atau benda lain yang menempel. Sebaiknya bersihkan permukaan pressure plate. Selain itu dapat juga disebabkan tegangan dari baterai ke magnetic clutch kurang. Periksa kabel-kabel dan saluran listrik dari baterai ke magnetic clutch. Charge baterai atau perbaiki sistem kelistrikannya.
  2. Saat AC dihidupkan, pressure plate tidak mau menempel. Periksa kondisi stator coil, apakah putus atau terbakar. Perbaiki atau ganti stator coil jika rusak atau terbakar. Periksa juga saluran kabel dari batterai yang menuju ke magnetic clutch apakah terdapat gangguan atau tidak. Selain itu periksa juga bagian switch ON/OFF dan thermostat AC. Langkah terakhir, periksa jarak atau kerenggangan antara rotor dan pressure plate. Perbaiki jika jaraknya terlalu renggang.

h.       Mengetahui Kerusakan Melalui Charging Manifold

Ibarat dokter yang menggunakan stetoskop untuk mendeteksi detak jantung, begitupula dengan teknisi Ac yang menggunakan charging manifold untuk mendeteksi tekanan refrigerant,sehingga dapat diketahui kondisi yang terjadi dalam sistem AC mobil. Sebelum melakukan pengecekan dengan charging manifold, panaskan mesin mobil terlebih dahulu, kemudian kondisikan mesin dan Ac sebagai berikut.

  • Putaran Mesin                                          : 1.500-2.000 rpm
  • Suhu Masuk Bblower Evaporator      : 30OC-35OC
  • Kecepatan Blower  Evaporator           : Maksimum (Hi)
  • Temperature Control                             : Maximum Cool

     

        a.       Kondisi Normal

AC mobil dapat dikatakan dalam kondisi  normal jika mampu menyejukkan ruangan(kabin) dan semua fiturnya dapat bekerja dengan baik. Kondisi AC yang normal dapat diketahui dengan menggunakan charging manifold, baik saat AC dalam keadaan ON maupun OFF.

 

  1. Tekanan charging manifold saat AC mobil ON, sebagai berikut.
  • Tekanan Rendah              : 21-35 Psi
  • Tekanan Tinggi                  : 196-224 Psi
  1. Tekanan charging manifold saat AC mobil OFF, sebagai berikut.
  • Tekanan Rendah              : 70-112 psi
  • Tekanan tinggi                   : 70-112 Psi

   

       b.      Refrigerant Kurang

Kurangnya refrigerant dapat disebabkan terjadinya kebocoran. Jika refrigerant kurang, kemampuan pendinginan AC pun menjadi berkurang. Berikut tekanan pada charging manifold saat AC mobil ON.

  • Tekanan Rendah              : 7-35 Psi atau mendekati 0 Psi.
  • Tekanan Tinggi                  : 196-224 Psi

Setelah diketahui tekanannya melalui charging manifold, lakukan pemeriksaan pada sight glass receiver, apakah terlihat gelembung-gelembung. Jika tidak, cari lokasi kebocoran refrigerant,lalu tambah refrigerant hingga tekanannya kembali normal.

       

             c.       Sirkulasi refrigerant Tersumbat

Sirkulasi refrigerant yang tersumbat dapat menyebabkan sistem AC mobil menjadi tidak dingin sama sekali. Berikut tekanan pada charging manifold saat AC mobil ON ketika sirkulasi refrigerant tersumbat.

  • Tekanan Rendah              : Di bawah 0 Psi (vacuum)
  • Tekanan Tinggi                  : 70-84 Psi

 

Jika sirkulasi tersumbat sebagian, tekanan refrigerant pada tekanan rendah (low) akan sangat rendah. Jika sirkulasi refrigerant betul-betul tersumbat, tekanan refrigerant pada tekanan rendah akan di bawah 0 Psi atau vacuum. Tersumbatnya sirkulasi refrigerant disebabkan serbuk atau dessicant pada receiver dryer yang hancur karena jenuh. Agar sirkulasinya berjalan dengan normal kembali, lakukan juga pemeriksaan pada receiver dryer, expansion valve, dan evaporator Pressure Regulator(EPR). Untuk memastikan bagian yang tersumbat, lakukan pemeriksaan dengan tangan , sehingga akan terasa perbedaan suhu antara pipa yang masuk dan keluar pada bagian AC tersebut. Lakukan proses vacuum setelah mengganti atau memperbaiki bagian komponen AC yang bermasalah.

 

 

              d.      Terdapat  Uap Air Pada Sirkulasi

Masalah uap air yang terdapat pada sirkulasi mengakibatkan kinerja AC mobil tidak stabil (kadang dingin dan kadang tidak). Penyebabnya adalah uap air yang berubah menjadi es hingga ke expansion valve. Cara mengatasinya, periksa expansion valve, kemudian ganti receiver dryer. Langkah terakhir adalan lakukan proses vacuum agar tidak terdapat udara dalam sistem AC mobil. Berikut tekanan charging manifold saat AC mobil ON ketika terdapat uap air pada sirkulasi.

  • Tekanan Rendah              : tidak stabil (terkadang normal dan dibawah normal)
  • Tekanan Tinggi                  : tidak stabil (terkadang normal dan dibawah normal)

 

          e.      Kompresi Kompresor Lemah

Kemampuan kompresi kompresor yang lemah atau rusak dapat menyebabkan kemampuan pendinginan AC menjadi berkurang, bahkan tidak dingin sama sekali. Ini dapat dilihat setelah AC dimatikan, tekanan rendah dan tekanan tinggi menjadi balance. Untuk menyakinkan adanya kerusakan, sentuh kompresor setelah dinyalakan. Jika tidak terasa panas, lakukan pemeriksaan dan perbaiki kerusakan kompresor. Berikut tekanan charging manifold saat AC mobil ON ketika kompresi kompresor lemah.

  • Tekanan Rendah              : 56-84 Psi
  • Tekanan Tinggi                  : 98-140 Psi

 

         f.        Refrigerant Terlalu Banyak atau Kondensor Kurang Pendinginan

Pengisian refrigerant yang terlalu banyak dan kondensor kurang pendinginan dapat menyebabkan kemampuan pendinginan AC mobil menjadi berkurang. Jumlah refrigerant yang berlebihan dapat mengakibatkan kompresor bersuara cukup keras. Jumlah refrigerant yang terlalu banyak atau kondensor kurang pendinginan, dapat diketahui dari tekanan charging manifold saat AC mobil ON sebagai berikut.

  • Tekanan Rendah              : 35-49 Psi
  • Tekanan Tinggi                  : 280-350 Psi

 

Sebenarnya kondisi seperti ini dapat berlangsung dirasakan , yaitu kabin mobil saat AC dinyalakan terasa kurang dingin. Setelah memeriksa tekanan dengan charging manifold, lakukan juga pemeriksaan pada sight glass receiver (biasanya tidak terlihat gelembung). Penyebabnya karena pengisian refrigerant terlalu banyak atau kondensor tidak dapat pendinginan yang cukup. Untuk mengatasinya, periksa dibersihkan sirip-sirip kondensor dari kotoran. Periksa juga sistem pendinginan kondensor, seperti kipas dan motor kipas,lakukan perbaikan jika ada yang rusak. Langkah terakhir, periksa kembali jumlah refrigerant, buang refrigerant jika terlalu banyak hingga mencapai tekanan standar.

 

            g.       Udara Masuk ke Bagian Sirkulasi

Udara yang masuk ke bagian sirkulasi akan menyebabkan kemampuan pendinginan AC mobil menjadi berkurang. Tekanan charging manifold saat AC mobil ON terlalu tinggi, sebagai berikut.

  • Tekanan Rendah             : 35-49 Psi
  • Tekanan Tinggi                 : 280-350 Psi

 

Setelah melakukan pemeriksaan tekanan, lakukan pemeriksaan visual pada sight glass receiver (biasanyaa terlihat gelembung). Setelah itu sentuh pipa tekanan rendah (pipa besar). Jika terasa panas, berarti ada udara yang masuk ke bagian sirkulasi. Penyebabnya adalah proses vacuum yang tidak sempurna. Untuk mengatasinya, keluarkan isi kembali refrigerant hingga tekanannya kembali normal. Untuk meyakinkan, lakukan pemeriksaan kebocoran pada seluruh sistem AC.

 

               h.      Katup Ekspansi Bermasalah

Katup ekspansi (ekspansion valve) yang bermasalah dapat menyebabkan kemampuan pendinginan AC mobil menjadi kurang. Tekanan charging manifold saat AC mobil ON terlau tinggi.

  • Tekanan Rendah              : 35-49 Psi
  • Tekanan Tinggi                  : 280-350 Psi

 

Lakukan juga pemeriksaan pada pipa tekanan rendah, apakah terdapat air pada permukaannya(frost). Biasanya masalah seperti ini terjadi setelah penggantian katup ekspansi, seperti pemasangan yang salah atau terjadi kerusakan pada expansion valve. Untuk mengatasinya, lakukan pemeriksaan pada sensor panas expansion valve. Setelah itu periksa juga pemasangan expansion valve, apakah sudah benar atau tidak.

 

 

 

Salam,

OMEGA AC MOBIL
Jln.Sutorejo Utara 9 No.34
Surabaya – Jawa Timur
(031) 7033 9033 – 7827 2626 -593 2945
HP : 0853 800 33325 – 0817 0324 5655
Pin BB : 22FE4585
Email  :omegaacmobil@gmail.com

http://www.omegaacmobil.com

Support By : http://www.acmobilindonesia.com

 

 

REFRIGERANT – FREON AC MOBIL – Call. 081703245655 – 081515172626 – PIN.22FE4585

REFRIGERANT – FREON AC MOBIL

 

Refrigerant adalah zat yang mengalir dalam mesin refrigerasi dan merupakan fluida kerja yang memindahkan panas ke lingkungan di sekitarnya. Refrigerant yang digunakan pada AC mobil adalah refrigerant yang bisa digunakan pada mesin refrigerasi kompresi uap. Refrigerant tidak akan berkurang jika ada kebocoran, sebab mekanisme kerja AC adalah tertutup.

Refrigerant yang digunakan pada sistem AC mobil haruslah selektif, sebab proses pendinginan memerlukan suatu bahan yang mudah diubah bentuknya dari gas menjadi cair atau untuk mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor. Karakteristik thermodinamika refrigerant antara lain meliputi temperatur penguapan, tekanan penguapan, temperatur pengembunan, dan tekanan pengembunan. Untuk keperluan suatu jenis pendinginan (misalnya untuk pendinginan udara atau pengawetan dengan pembekuan) diperlukan refrigerant dengan karakteristik termodinamika yang tepat. Adapun syarat-syarat umum sebuah refrigerantsebagai berikut.

  • Tidak beracun dan tidak berbau
  • Tidak mudah terbakar atau meledak jika dicampur dengan udara dan minyak pelumas.
  • Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin.
  • Bila terjadi kebocoran mudah dicari.
  • Mempunyai titik didih dan kondensasi yang rendah.
  • Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimanfaatkan,diembunkan, dan diuapkan.
  • Perbedaan antara tekanan pengembunan dan tekanan penguapan sangat kecil.
  • Mempunyai panas laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator bisa maksimal.
  • Mempunyai nilai konduktivitas thermal yang tinggi.
  • Kekentalan (viskositas) dalam face cair maupun fas gas cukup rendah, agar tahanan aliran refrigerant dalam pipa kecil.
  • Konstanta dielektrika refrigerant yang kecil, tahanan lisrik yang besar serta tidak menyebabkan korosi pada pada material isolator listrik.
  • Harga tidak mahal dan mudah diperoleh.

 

Refrigerant yang digunakan pada AC mobil umumnya adalah R-12 dan R-134a. Jenis refrigerant ini bisa juga gunakan pada alat pendingin lain, seperti lemari es dan dispenser. Refrigerant R-12 dengan rumus kimia CL2F2  (dichloro-difluoro-metane) adalah refrigerant yang mengandung clorofluarocarbon (CFC), sehinggadapat merusak lapisan ozon (O3) dan membahayakan kelangsungan mahluk hidup. Refrigerant R-134a yang memiliki rumus kimia CHFFCF3 (tetrafluoroethane), merupakan refrigerant non CFC dan lebih ramah lingkungan, sehingga dapat menggantikan R-12 yang lebih lama digunakan.

Berdasarkan protokol montreal (atas prakarsa Perserikatan Bangsa Bangsa) tahun 1987 dan telah di ratifikasi oleh lebih dari 170 negara, disepakati bahwa refrigerant yang mengandung CFC tidak boleh digunakan dan diproduksi lagi. Di negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara di Eropa, sudah tidak diproduksi lagi sejak tahun 1996. Namun, untuk negara-negara berkembang masih diperbolehkan sampai tahun 2010, dengan kapasitas produksi yang terus dikurangi.

Umumnya, produksi kendaraan keluaran sebelum tahun 1994 masih menggunakan refrigerant R-12. Setelah ditemukan kerusakan lapisan ozon yang salah satu penyebabnya adalah penggunaan R-12, maka penggunaannya terus dikurangi sejak tahun 1989. Hingga pada tahun 1997, hanya sekitar 15% produksi kendaraan yang masih menggunakan R-12. Target penghapusan R-12 pada produksi kendaraan adalah tahun 2000, setelah itu penggunaan R-134a seluruhnya wajib dilakukan.

Refrigerant yang beredar di pasaran umumnya adalah freon yang dipoduksi oleh E.I Dupont (Amerika), Klea produksi ICI Americas(Amerika), dan Honeywell Genetron (Amerika). Produsen lokal sendiri sudah memproduksi refrigerant yang tidak merusak lingkungan, yaitu menggunakan hidrokarbon. Produsen tersebut di antaranya Musicool MC-12 produksi Pertamina dan Hycool HCR -12 yang ditemukan oleh tim dari Institut Teknologi Bandung(ITB) dan diproduksi  oleh PT. Citra Total Buana Biru. Perbandingan refrigerant R12 dan R134a sebagai berikut.

a.       Persamaan

Sebelumnya telah disinggung bahwa baik R-12 dan R134a memiliki sifat yang hampir sama seperti syarat-syarat refrigerant pada umumnya, sehingga R134a dapat menggantikan R-12 (dengan syarat adanya perubahan pada beberapa komponen sistem AC mobil). Dari persamaan tersebut, di antaranya tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin, mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimampatkan, diembunkan, dan diuapkan. Selain itu, mempunyai nilai normal boiling point(NBP) yang tidak bebeda jauh atau bila terjadi kebocoran mudah dicari.

b.      Perbedaan

Secara kasat mata, tidak mudah mengetahui perbedaan antara R-12 dan R-134a. Apalagi masih di dalam tabung refrigerant, mungkin saja diluar tertulis R-134a tetapi isinya R-12 atau sebagian saja yang mengandung R-134a. Apalagi dengan adanya perbedaan harga, yaitu R-134a lebih mahal dari

R-12, makanya pengoplosan refrigerant sangat mungkin terjadi. Alat yang dapat mengetahui kandungan refrigerant pada tabung atau refrigerant yang ada pada sistem AC mobil adalah refrigerant identifier. Alat ini bekerja dengan cara membaca kandungan kimia refrigerant, sehingga dengan mudah dapat diketahui jenis refrigerant pada tabung atau dalam sistem AC mobil. Biasanya bengkel AC mobil memiliki alat untuk menjaga kualitas refrigerant sebelum digunakan pada kendaraan. Cara penggunaan alat sangat sederhana, sebagai berikut.

  1. Siapkan alat refrigerant identifier.
  2. Hubungkan ke sumber listrik PLN.
  3. Hubungkan selang refrigerant identifier pada tabung atau pada AC mobil langsung. Pastikan keran telah terbuka untuk proses identifikasi pada tabung refrigerant. Untuk mengukur tekanan AC mobil, selang dihubungkan ke pentil low pressure.
  4. Hidupkan alat dan diamkan beberapa saat untuk proses pembacaan.
  5. Lihat hasilnya pada display refrigerant identifier, biasanya dalam bentuk persentase (%).

 

 

 

Hasil  Pengetesan Refrigerant

 

Keterangan :

Berdasarkan pengujian di atas,mengandung 98 % lebih refrigerant murni dan kandungan udara tidak lebih dari 10 %. Terlihat di display muncul “PASS”, sebaliknya jika kurang dari 98 %, di display akan muncul “Fail”.

 

Seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan R-134a pada AC mobil lebih ramah lingkungan, karena tidak merusak ozon dibandingkan dengan R-12. Untuk mengetahui perbedaan antara R-12 dan R-134a dapat dilihat pada tabel berikut

 

Perbedaan R-12 dan R-134a

Indikator

 

 

R-12

R-134a

 

Senyawa kimi 

 

Tekanan

 

Oli kompresor

 

 

Seal/o-ring/selang

 

 

Receiver Dryer

 

 

Harga

Dijuluki-ddichloro-difluoro-metane yang mengandung CFC, sehingga merusak lapisan ozon (O3)Lebih rendah 

Menggunakan Oli  Mineral (ND-OIL6 atau ND-OIL7

 

Menggunakan NBR (Nitrile Butadiene Rubber)

 

Berisi silica-gel untuk menghilangkan uap air

 

Lebih murah dari R-134a

Dijuluki tetrafluoro-ethane yang tidak mengandung CFC, 

Lebih tinggi

 

Menggunakan Oli Sintesis (ND-OIL8 atau ND-OIL9)

 

Menggunakan RBR (Rubber in Behalf of R-134a)

 

Berisi zeolite yang dapat menghilangkan uap air.

 

Lebih mahal dari R-12

 

 

B.      Penggantian R-12 menjadi R-134a.

 

Berdasarkan perbedaan R-12 dan R-134a di atas, dapat disimpulkan bahwa penggantian refrigerant memerlukan komponen sistem AC mobil yang sesuai. Sebenarnya dapat saja mengganti R-12 dengan R-134a, tetapi ada beberapa komponen perlu diganti, seperti minyak pelumas, seal, o-ring, selang, receiver, katup ekspansi, dan perbaikan sistem pendinginan kondensor. Jika dipaksakan mengganti refrigerant R-12 dengan R-134a tanpa mengganti komponen-komponen diatas, akan menimbulkan banyak masalah pada sistem AC mobil sebagai berikut.

  1. Kompresor macet, karena minyak pelumas yang digunakan pada R-12 tidak mudah larut pada R-134a.
  2. Terjadi kebocoran refrigerant dari seal, o-ring, dan selang. Hal ini diakibatkan komponen pada R-12 terbuat dari bahan yang mudah rusak saat terkena refrigerant R-134a. Contohnya dibagian dalam selang untuk R-134a yang dilapisi teflon, sehingga lebih kuat.
  3. Efek pendinginan AC mobil akan berkurang karena masalah pada katup ekspansi. Ini disebabkan tekanan R-134a lebih tinggi daripada R-12, sehingga katup ekspansi pada R-12 tidak cocok digunakan untuk R-134a.
  4. Efek pendinginan AC mobil akan berkurang karena tekanan R-134a lebih besar  daripada R-12, sehingga menimbulkan panas yang berlebihan dan kondensor tidak mampu melepaskan panas dengan baik, karena desain kondensornya untuk R-12. Oleh sebab itu, diperlukan perbaikan pendinginan pada kondensor, misalnya mengganti kondensor menjadi lebih besar atau menambah kecepatan kipas kondensornya.
  5. Terdapat masalah pada komponen receiver, karena dibutuhkan lebih banyak silica gel untuk menyerap air pada R-134a dibandingkan R-12.
  6. Terdapat masalah pada komponen  pressure switch, katup ekspansi, dan bagian lain, akibat perbedaan tekanan antara R-12 dan R-134a.

 

Dari pengaruh di atas, perlu diperhatikan saat pengisian kembali refrigerant, apakah AC mobil tersebut menggunakan R-12 atau R-134a. Untuk mengetahuinya, lihat petunjuk pada bagian lain dari kendaraan. Selain itu, banyaknya refrigerant yang digunakan tergantung pada jenis kompresor dan tipe kendaraan yang digunakan. Untuk mengetahui standart kapasitas refrigerant pada tiap-tiap kendaraan dapat dilihat dihalaman lampiran.

Salam,

OMEGA AC MOBIL
Jln.Sutorejo Utara 9 No.34
Surabaya – Jawa Timur
(031) 7033 9033 – 7827 2626 -593 2945
HP : 0853 800 33325 – 0817 0324 5655
Pin BB : 22FE4585
>>>>KLIK DISINI<<<<

Filter Dryer – Receiver Dryer – Call. 0852 5858 6262

Filter Dryer – Receiver Dryer

Saringan dikonstruksi berupa tabung silinder yang di dalamnya terdapat sel silika yang menyerap uap air pada zat pendingin. Pada bagian atas saringan kebanyakan dilengkapi dengan kaca pengontrol untuk melihat zat pendingin yang beredar dalam sistem.Biasanya pada saringan dua buah saklar yang bekerja berdasarkan tekanan atau temperatur (saklar menghubung bila tekanan atau temperatur dalam saringan melebihi melebihi dari batas maksimal). Kadang-kadang saringan dilengkapi juga dengan tutup pengaman yang terbuat dari wood metal, tutup pengaman ini akan cair bila temperatur zat pendingin mencapai batas yang ditentukan.

Receiver Drier

RECEIVER DRIER

Receiver dryer berfungsi untuk menampung refrigerant cair. Receiver drier dilengkapi dengan filter, desiccant, sight glass dan fusible plug. Filter berfungsi membersihkan kotoran yang ada dalam refrigrant. Fungsi filter tersebut sangat penting sebab jika refrigerant kotor akan menyebabkan karat pada komponen-komponen pada sistem AC. Desiccant berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan kotoran di dalam lubang katup expansi dan evaporator. Kotoran yang membeku tersebut menghambat aliran refrigrant, fusible plug berfungsi sebagai alat sebagai alat pengaman . Jika kondensor rusak atau beban pendinginan berlebihan, maka tekanan aakan merusak komponen, dalam keadaan ini solderan khusus pada fusible plug meleleh sehingga refrigrant dapat keluar. Dengan demikian, komponen tidak rusak dan solderan khusus tersebuh meleleh pada suhu 95derajatC sampai dengan 100derajatC

Thermostat – Termostat AC Mobil – Call. 0852 5858 6262

Thermostat – Termostat AC Mobil

Bagian pipa kontrol temperatur diisi dengan cairan yang sensitif terhadap perubahan suhu evaporator dan pipa itu dihimpitkan dengan pipa evaporator. Bila temperatur evaporator naik, maka tekanan cairan dalam pipa kontrol juga akan naik sampai kontak pemutus hubungan sehingga compresor dapat bekerja sampai suhu evaporator turun lagi. Tekanan cairan pipa control juga kan turun demikian seterusnya.

THERMOSTAT

THERMOSTAT

Keterangan :

A. Terminal

B. Pipa Control Temperatur

C. Selektor Temperatur ( pengatur temperatur )

Lama compresor bekerja dapat diatur dengan memutar selektor temperatur. Hal ini berarti tekanan cairan dalam pipa kontrol diimbangi dengan tekanan pegas. Jenis lain dari thermostat ini adalah model thermistor yang biasa berfungsi bersama unit control sistem AC.

AC Mobil Honda Jazz – Call. 0852 5858 6262

AC Mobil Honda Jazz 

 

Masalah yang ditimbulkan pada mobil honda Jazz ini, dimana udara dingin tidak dirasakan masuk dalam kabin penumpang justru yang muncul hanya udara yang berasal dari blower AC dan otomatis di dalam kabin penumpang terasa sangat panas sekali.

Setelah di cek ternyata freon di dalam sistim tinggal sedikit (nyaris habis), maka kita melakukan pengecekkan dan ternyata pada selang 5/8 (selang tekanan rendah) terjadi kebocoran yang sangat halus sehingga perlu penggantian.

Selang 5/8 Orisinil Honda Jazz

Dilakukan juga pengecekan pada selang 1/2 (selang tekanan tinggi) ternyata masih layak pakai maka kita pasang kembali.

Selang 1/2 Orisinil Honda Jazz

Setelah proses pengecekan selang selesai dilakukan pengecekan dan pembersihan condensor yang disertai dengan penggantian filter silika kondensor.

Kondensor Honda Jazz Orisinil

Filter Silika Kondensor

Posisi kompresor honda Jazz saat kondensor dan selang-selang dilepaskan.

Posisi kompresor Honda Jazz

Dilakukan juga pembersihan pada evaporator, dengan melepaskan terlebih dahulu pipa penghubung pada expansi kemudian evaporator dikeluarkan dari dalam box/casing.

Evaporator yang selesai dicek kebocoran….Ternyata masih oke..

Evaporator Honda Jazz

Blower Honda Jazz

Ketika blower dibuka maka akan terlihat di sekitar blower/kisi-kisi, banyak sekali kotoran debu yang menempel dan harus dibersihkan agar perputaran motor blower tidak terhalang oleh banyaknya debu.